Sepasang
suami istri dikaruniai dua orang anak yang kini sudah berumur 12 tahun.
Dua gadis kecil ini selalu mendapatkan benda/pakaian yang sama, rupanya
mereka merupakan anak kembar. Setelah beranjak dewasa, orang-orang di
sekitar mereka tetap memberikan barang-barang yang selalu sama, bahkan
tak seorang pun dapat membedakan diantara keduanya.
Salah satu dari gadis kembar itu merasa bahwa dirinya harus berubah, dia ingin menjadi berbeda dengan sudaranya. Walau secara fisik mereka hampir sama, namun jiwa dan rohnya berbeda. Dia sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh keluarganya. Tidak ada satu pun yang pergi ke gereja atau berdoa sebelum tidur.
Ia memutuskan untuk menjadi berbeda dari saudara kembarnya. Dia memulai untuk lebih dekta dengan Tuhan dan itu membuatnya dibenci oleh keluarganya. Setiap kali ia dicemooh dan diejek, maka gadis itu segera menuliskannya pada sebuah kertas lalu menepelkannya di cermin riasnya. Seharusnya cermin itu penuh dengan kertas, namun hanya beberapa yang masih menempel.
“Kertas-kertas ini tidak akan bertahan lama di cerminku. Aku akan segera berdoa dan melupakan perbuatan yang telah mereka lakukan padaku. Saat aku sudah bisa mengampuni, maka aku akan membakar kertas-kertas itu.”
Gadis itu bertahan dalam ejekan selama 10 tahun, dan pada tahun kesepuluh, keluarganya diubahkan oleh Tuhan dan menjadi keluarga yang dekta dengan Tuhan. Mengambil langkah untuk menjadi berbeda akan menghasilkan hal yang berbeda pula.
Menjadi berbeda itu terkadang menyakitkan. Saat kita mampu bertahan dalam kesakitan, sesungguhnya itu adalah proses menuju perubahan yang sangat besar. Jika kita ingin menjadi berkat, maka jadilah pribadi yang berbeda. Saat kita mampu bertahan, maka bukan hanya kita yang diubahkan oleh Tuhan namun juga orang-orang disekitar kita.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
[Roma 12:2]
Imanuel ~_^
Salah satu dari gadis kembar itu merasa bahwa dirinya harus berubah, dia ingin menjadi berbeda dengan sudaranya. Walau secara fisik mereka hampir sama, namun jiwa dan rohnya berbeda. Dia sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh keluarganya. Tidak ada satu pun yang pergi ke gereja atau berdoa sebelum tidur.
Ia memutuskan untuk menjadi berbeda dari saudara kembarnya. Dia memulai untuk lebih dekta dengan Tuhan dan itu membuatnya dibenci oleh keluarganya. Setiap kali ia dicemooh dan diejek, maka gadis itu segera menuliskannya pada sebuah kertas lalu menepelkannya di cermin riasnya. Seharusnya cermin itu penuh dengan kertas, namun hanya beberapa yang masih menempel.
“Kertas-kertas ini tidak akan bertahan lama di cerminku. Aku akan segera berdoa dan melupakan perbuatan yang telah mereka lakukan padaku. Saat aku sudah bisa mengampuni, maka aku akan membakar kertas-kertas itu.”
Gadis itu bertahan dalam ejekan selama 10 tahun, dan pada tahun kesepuluh, keluarganya diubahkan oleh Tuhan dan menjadi keluarga yang dekta dengan Tuhan. Mengambil langkah untuk menjadi berbeda akan menghasilkan hal yang berbeda pula.
Menjadi berbeda itu terkadang menyakitkan. Saat kita mampu bertahan dalam kesakitan, sesungguhnya itu adalah proses menuju perubahan yang sangat besar. Jika kita ingin menjadi berkat, maka jadilah pribadi yang berbeda. Saat kita mampu bertahan, maka bukan hanya kita yang diubahkan oleh Tuhan namun juga orang-orang disekitar kita.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
[Roma 12:2]
Imanuel ~_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar